Istilah safety-riding agaknya cukup familiar di telinga para pengemudi. Betapa tidak, hampir saban hari mereka berkendara. Terlebih di Indonesia kendaraan pribadi sudah seperti pasangan yang sulit dipisahkan. Namun begitu, ada hal yang justru bikin ironi jika bicara tentang safety-riding di antara para pengemudi.
Pasalnya, meski mereka sering seliweran di jalan, tetapi masih ada saja yang abai dengan prosedur dasar safety-riding itu sendiri. Padahal, safety-riding ini akan kembali ke keselamatan masing-masing. Jika sampai kenapa-kenapa diri sendiri pula yang rugi, bahkan tak jarang juga mencelakaan orang lain.
Untuk itu, ada baiknya prosedur dasar safety-riding yang benar ini coba dipahami kembali, sebelum benar-benar diaplikasikan tentunya.
Menggunakan Helm Standar
Saat ujian SIM tentu masing-masing dari pengendara mengerti fungsi utama sebuah helm. Namun begitu, pada aplikasinya masih saja banyak pengendara yang membandel. Alih-alih tujuan dekat, helm pun kerap diabaikan. Padahal menggunakan helm standar merupakan prosedur dasar safety-riding yang punya fungsi vital. Antara lain, untuk menghindarkan cedera kepala saat terjadi kecelakaan tiba-tiba.
Menggunakan Pelindung Mata
Bisa kacamata, bisa juga menggunakan pelapis mika yang ada pada helm. Pelindung mata ini berfungsi untuk membantu setiap orang agar bisa lebih fokus dalam berkendara. Jika tidak, beberapa material seperti debu bisa saja masuk ke mata. Mau tidak mau, berkendara pun jadi ikut terganggu. Jika sudah begitu, tak perlu panik. Cobalah menepi sejenak dan teteskan Braito Original 1-2 tetes sebanyak 2-3 kali sehari. Teteskan pada bagian mata yang terkena iritasi mata saja. Dari sini bisa tahu, betapa pentingnya membawa obat tetes mata ke mana-mana.
Memakai Jas Hujan Yang Benar
Ibarat pepatah sedia payung sebelum hujan, sediakan pula jas hujan sebelum berkendara menggunakan motor. Selain itu, ada hal lain yang perlu diperhatikan saat mengenakan jas hujan, terutama yang bertipe ponco. Demi alasan safety-riding ada baiknya menggunakannya dengan benar. Sebab, bagian belakang jas hujan ponco kerap berkibar. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kendara bilamana jas hujan tersebut sampai terkait dengan kendaraan lainnya.
Memasang Kaca Spion
Spion menjadi salah satu bagian motor yang masih kurang dimaksimalkan penggunaannya. Bahkan, tak sedikit yang menanggalkannya karena alasan gaya-gayaan. Padahal, tanpa kaca spion, motor tidak hanya berpotensi dikenai tilang oleh polisi. Lebih dari itu, potensi mengalami kecelakaan juga besar, mengingat pengendara motor jadi fokus tengok ke belakang dan abai dengan arah di depan.
Menghargai Pengguna Lain
Inilah hal terakhir yang belakangan ini mulai memudar di antara para pengguna jalan raya. Semua orang tentu ingin cepat-cepat bisa sampai ke rumah. Entah sekadar ingin bertemu keluarga atau ada hal genting lainnya. Tapi, sangatlah kurang elok jika karena urusan pribadi, lantas harus memotong jalur orang lain, berhenti di zebra cross, menyerobot lewat trotoar, atau tak mau mengalah saat mengalami persimpangan.
Bagaimana pun bermotor di jalanan itu butuh kesadaran diri dan toleransi satu sama lain. Jika tidak hanya kecelakaan dan macet yang akan terjadi. Bila sudah demikian, masih pilih abai safety-riding saat di jalan?(kpl/tmi)